Test Footer 2

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 30 April 2016

Maaf dan Kesahajaan Pikir Goenawan Mohamad tentang Negara

Apr 30, 2016 | Oleh Geger Riyanto Ilustrasi Arut S Batan Mari, untuk kali ini saja, kita mengambil gelagat naif. Dan dengan perangai lugu ini, kita anggap pertanyaan berikut bukanlah pertanyaan retoris: Benarkah “Negara” yang sekarang identik dengan “Negara” yang berkuasa pada 1966, dan sebab itu menanggung dosa yang sama? Bisakah pendekatan legal semata-mata berlaku, yang melihat subyek, dalam hal ini “Negara”, sebagai identitas yang...

Jumat, 29 April 2016

Dari Kisah “The Berkeley Mafia”

Posted: 18/12/2013 in Esei  Kiri ke kanan: Widjojo Nitisastro, Ali Wardhana, Sadli, Subroto, Emil Salim. Photo credit: http://www.indonesia-digest.net/3302suharto.htm Catatan boemipoetra: Di bawah ini adalah sebuah esei lama Goenawan Mohamad yang sudah bertahun-tahun lamanya dicari oleh Saut Situmorang, salah seorang anggota redaksi boemipoetra, tapi yang baru-baru ini saja berhasil didapatkannya via status Facebook seorang kawan bernama...

Rabu, 27 April 2016

[ ralat "maaf" tanpa syarat ]

Oleh: Har Wib Permintaan maaf tanpa syarat sudah diralat. Tapi tetap saja basis argumennya bermasalah. 1. Dia mengacu pada “negara yang konkrit”, yakni aparatus negara: kepolisian, hukum dan peraturan-perundang-undangan, peradilan, dsb, Tapi terus menerus mengistilahkannya sebagai “representasi negara”. Tak harus membaca katam Althusser untuk tahu beda antara konsep aparatus negara (“ideological state aparatus”, “repressive state apparatus”, dsb.) dengan soal “representasi negara”. Soal problem "representasi dan presentasi" kelas dan...

NEGARA DAN MAAF

Oleh: Goenawan Muhamad Negara, dalam pengertian saya, tak pernah merupakan sebuah abstraksi. Ia kita alami, dan kita hadapi, sebagai sesuatu yang kongkrit: ketika ditangkap atau ditolong polisi, ketika kita mengurus KTP dan surat kawin, ketika kita berhadapan dengan menteri atau dirjen atau petugas pajak. Atau ketika kita dibawa ke depan hakim. Sebagai sesuatu yang kongkrit, Negara tak pernah seluruhnya utuh, ajeg, koheren, dan...

Selasa, 26 April 2016

Siapa yang Sah Mewakili Teknokrat? [Catatan untuk Goenawan Mohamad]

Penulis Airlangga Pribadi Kusman  Selasa, 26 April 2016     Pada 25 September 1971, ketika majalah Tempo baru terbit pada tahun pertama, dan usia rezim Soeharto masih seumur jagung, jurnalis dan sastrawan muda Goenawan Mohamad (GM) dalam artikelnya berjudul “Dari Kisah ‘The Mafia Berkeley’” memberikan pembelaan terhadap para teknokrat Orde Baru yang digugat oleh David Ransom dalam...

Selasa, 12 April 2016

Buya Hamka & Anjing Yang Masuk Surga

12/4/2016 Usamah adalah seorang keturunan Arab Pekalongan, tapi kawin dengan seorang keturunan Arab juga asal Solo. Karena itu ia bergaul dengan teman-temannya, dari kampung Pasar Kliwon, daerah permukiman keturunan Arab di Solo. Ia juga mengikuti sejumlah orang yang hijrah ke Jakarta.Teman-temannya itu, termasuk ia sendiri, semuanya telah lulus perguruan tinggi, tapi tak semuanya jadi pegawai, sebagian memilih jadi pengusaha. Tapi semuanya sukses,...

Senin, 11 April 2016

Sistem Pangan: Mau Makan Apa dan Makan Siapa?

11 April 2016 | Bonnie Setiawan | Harian Indoprogress illustrasi gambar oleh Alit Ambara ____  PERNAH dengar sistem pangan (Food System)? Ini bukanlah nama generik untuk seluruh pangan yang kita makan. Ini adalah istilah khusus untuk sistem kapitalisme pangan, yang sekarang sudah bermetamorfose dari sejak hulu hingga hilir untuk menguasai apa yang kita makan. Nama lainnya adalah Rantai Pasokan Pangan (Food Supply Chain), dimana...

Pernyataan Sikap Panitia Konferensi Rakyat Lawan Kriminalisasi, Rebut Demokrasi

09.58  Kriminalisasi sebagaimana kita pahami adalah penegakan hukum yang dilakukan bukan untuk tujuan penegakan hukum itu sendiri. Penggunaan kewenangan-kewenangan penegakan hukum yang seolah-olah bertujuan untuk menegakan hukum namun sebenarnya tidak. Ada motif lain dibaliknya, atau ada udang di balik batu, yang semata-mata hanyalah untuk merugikan tersangka atau orang yang dikehendaki untuk menjadi tersangka. Sedemikian terasanya...

Minggu, 10 April 2016

Manifesto Rakyat Indonesia Lawan Kriminalisasi, Rebut Demokrasi!

April 10, 2016  Tahun-tahun panjang tanpa Demokrasi di bawah Orde Baru telah kita lalui bersama. Hidup pada zaman tanpa kebebasan politik, berkeyakinan, berpendapat, beragama, berkreasi dan menyatakan perbedaan bukan lah hidup yang manusiawi. Barisan panjang korban tahanan politik, kriminalisasi, hingga persekusi akibat kediktaktoran Orde Baru, akan selalu kami ingat, tidak akan kami lupakan, karena kenyataan tersebut telah...