editorial: Ecosoc Jakarta
Hariz Azhar, Koordinator Kontras, telah menyampaikan kesaksian Fredy
Budiman, terpidana mati kasus narkoba. Sayangnya pihak-pihak yang
disebutkan dalam kesaksian itu, yaitu BNN, POLRI dan TNI tidak menyambut
baik kesaksian tersebut dan menjadikannya sebagai pintu masuk untuk
membersihkan institusi tersebut dari (jaringan) mafia narkoba.
Sebaliknya, pihak-pihak tersebut justru memberikan respon
negatif-defensif alias kebakaran jenggot.
Respon BNN, TNI dan
POLRI terhadap kesaksian Fredy Budiman yang disampaikan Hariz Azhar
negatif dan defensif. Dikhabarkan Hariz telah dilaporkan ke polisi oleh
BNN dan TNI dengan tuduhan pencemaran nama baik. Respon
negatif-defensif terhadap apa yang disampaikan Fredy melalui Hariz Azhar
ini sangat ganjil mengingat ketua BNN sendiri pernah menyampaikan hal
serupa. Pada Januari 2016 lalu ketua BNN Budi Waseso mengakui bahwa
tidak ada bagian dari masyarakat yang terbebas dari narkoba. Semua sudah
terkena, termasuk oknum TNI, POLRI dan BNN. Artinya, kesaksian Fredy
bukanlah omong kosong atau mengada-ada. Budi Waseso berjanji akan
membersihkan dulu bagian dalam. Bukan hanya Budi Waseso, Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengakui bahwa narkoba adalah bisnis
ilegal sehingga memerlukan pelindung yang aman, salah satunya dengan
memanfaatkan anggota TNI.
Mestinya kesaksian Fredy Budiman bisa
dijadikan sebagai kaca reflektif, setidaknya bagi BNN dan POLRI.
Mengapa? Fredy Budiman sudah bertahun-tahun dipenjara dan tentunya sudah
berkali-kali diperiksa pihak BNN dan polisi. Lalu kenapa polisi atau
BNN tidak mendapatkan kesaksian Fredy? Bukankah Fredy akan diuntungkan
bila ia bisa memberi kesaksian yang bisa dipakai pihak BNN dan POLRI
untuk membongkar jaringan mafia narkoba? Lalu kenapa Fredy tidak
menyampaikannya pada mereka? Menurutku salah satu alasannya adalah Fredy
tidak percaya pada institusi yang ia sinyalir menjadi sarang (jaringan)
mafia narkoba. Makanya ia memilih untuk menyampaikan kesaksiannya itu
pada Hariz.
Respon negatif-defensif TNI, POLRI dan BNN terhadap
kesaksian Freddy Budiman yang dituliskan oleh Hariz Azhar membuatku
berpikir jangan-jangan apa yang kukhawatirkan selama ini benar adanya.
Jangan-jangan hukuman mati justru dipakai (jaringan) mafia narkoba
untuk melindungi mafia narkoba dan jaringannya. Aku berpikir demikian
karena apa yang disampaikan Freddy sebenarnya bukan hal baru alias sudah
jadi pengetahuan umum. Berbagai kasus terkait kejahatan narkoba
melibatkan oknum-oknum aparat negara, seperti TNI, POLRI dan juga BNN.
Selain itu, hukuman mati tak banyak menjangkau pelaku dari kalangan atas
dan aparat negara. Kasus-kasus besar terkait narkoba justru menunjukkan
adanya upaya melindungi mafianya oleh aparat negara. Kalau mereka (BNN,
TNI dan POLRI) benar-benar bersih dari mafia narkoba dan jaringannya,
mestinya mereka justru menghargai informasi yang disampaikan Hariz dan
mengajak Kontras untuk bekerjasama dan bukan malah mengkriminalisasi
https://www.facebook.com/ecosoc.jakarta/posts/1800218823526955
0 komentar:
Posting Komentar