Test Footer 2

Sabtu, 26 November 2016

Fidel Castro Dan Strategi Penyatuan Kekuatan Revolusioner

Oleh: Rudi Hartono 
[Artikel ini disarikan dari Marta Harnecker: Fidel Castro’s Political Strategy: From Moncada to Victory] 



Revolusi Kuba adalah oase bagi gerakan revolusioner di jagat raya ini. Banyak gerakan revolusioner di Amerika Latin, juga di Asia dan Afrika, mengambil pelajaran dari Revolusi Kuba.

Salah satu pelajaran terpenting dari Revolusi Kuba adalah keberhasilannya menyatukan berbagai kekuatan sosial rakyat Kuba. Hal itu memungkinkan penggulingan rezim Batista dan kemudian menjadi pembuka jalan menuju sosialisme.

Di sini Fidel Castro punya andil besar. Salah satunya adalah keberhasilan Fidel mengelaborasi sebuah strategi politik untuk membangun kekuatan sosial, yang memungkinkan penggulingan rezim Batista dan oligarki.

Fidel mengetahui bagaimana mengidentifikasi secara jelas mata-rantai paling menentukan, yang memungkinkan untuk mengambil alih keseluruhan rantai dan membuat revolusi bergerak maju. Di sini, mata rantai yang paling menentukan adalah perjuangan menggulingkan Batista.

Sebagai konsekuensinya, harus ada penyatuan seluruh kekuatan sosial anti-Batista. Artinya, bukan hanya menyatukan sektor dan klas revolusioner, tetapi juga sektor reformis dan bahkan sektor reaksioner yang berkontradiksi dengan Batista.

Strategi Fidel punya landasan kuat. Bagi Fidel, kekuatan imperialis, dengan sokongan koran, televisi, dan sarana komunikasi massa lainnya, menggunakan kebohongan halus untuk mempromosikan perpecahan dan menanamkan rasa takut kepada massa terhadap ide-ide revolusioner.

“Perpecahan adalah produk segala macam prasangka, ide yang salah dan bohong; sektarianisme; dogmatisme; kurangnya konsep umum dalam menganalisa peran setiap strata sosial, dengan partainya, organisasi dan pemimpinnya,” kata Fidel.

Menurut Fidel, semua hal di atas menghalangi perlunya kesatuan aksi yang harus terjadi dikalangan progressif dan demokratik. Hal itu merintangi upaya mengorganisir mayoritas besar massa rakyat dalam perjuangan anti-imperialisme dan anti-feodalisme. Fidel menyebut itu sebagai penyakit kekanak-kanakan dalam gerakan revolusioner.

Pada tahun 1971, ketika berbicara dengan mahasiswa Chile, Fidel memberikan pandangan menarik mengenai penyatuan berbagai kekuatan revolusioner. Fidel mengatakan, “hal ideal dalam politik adalah kesatuan pandangan, kesatuan doktrin, kesatuan kekuatan dan kesatuan komando, sebagaimana dalam perang.”

Sebuah revolusi memang menyerupai perang, kata Fidel. “Sangat sulit membayangkan pertempuran, di tengah sebuah pertempuran, dengan sepuluh strategi militer berbeda dan sepuluh taktik berbeda. Idealnya adalah kesatuan,” ujar Fidel.

Idealnya memang harus bersatu, tetapi kenyataannya bisa berbeda. Bagi Fidel, memang sulit untuk mencapai kesatuan penuh. Namun, mari mencari kesatuan dalam pandangan. “Kita mencari kesatuan dalam tujuan, kesatuan dalam isu yang spesifik. Jika tidak mungkin untuk mencapai persatuan yang ideal, mari kita bersama dalam sejumlah tujuan,” kata Fidel.

Revolusi Kuba memberikan tiga pelajaran penting terkait proses penyatuan kekuatan revolusioner:

Pertama, pemimpin revolusioner harus menempatkan upaya menyatukan kekuatan revolusioner sebagai perhatian utama. Dan untuk itu, seperti ditegaskan Fidel, mereka harus menggunakan tujuan minimum, bukan maksimum, sebagai titik tolak. Sebagai contoh, fakta Meksiko antara gerakan 26 Juli dan Revolutionary Directorate.

Kedua, hal yang paling banyak membantu dalam proses unifikasi kekuatan revolusional adalah implementasi strategi yang terbukti banyak kebenarannya dalam perjuangan melawan musuh utama. Jika hasilnya baik, maka kekuatan revolusioner yang lain akan bergabung dalam perjuangan, di momen kemenangan, atau beberapa bulan atau tahun berikutnya.

Ketiga, seluruh partisipan (dalam aliansi) harus punya hak yang setara dan setiap ‘penyakit superioritas’ yang mungkin muncul di satu atau lain organisasi harus diperangi. Ini sangat penting untuk mencapai persatuan kekuatan revolusioner yang jangka panjang. Dan, seperti diperingatkan Fidel, ini berguna untuk memberikan evaluasi yang tepat terhadap kontribusi setiap kekuatan revolusioner, tanpa menetapkan pembagian kekuasaan baik berdasarkan derajat keikutsertaan mereka dalam revolusi maupun berdasarkan jumlah anggota tiap organisasi.

Untuk memerangi sektarianisme, Fidel mengatakan begini: “revolusi adalah superior dibanding apa yang setiap kami kerjakan. Ini superior dan ini lebih penting dari setiap organisasi di sini.”

Fidel menggambarkan revolusi ibarat pohon besar, sedangkan organisasi-organisasi revolusioner sebagai akarnya. Pohon besar itu punya banyak akar. Semua akar, yang berasal dari arah yang berbeda, disatukan oleh batang pohong besar itu.

Selain itu, Fidel juga menekankan, bahwa besar dan kecilnya kekuatan revolusioner cukup berpengaruh dalam persatuan. Ia menjelaskan: “Mengapa ketika kami hanya berjumlah 120 orang bersenjata, kami tidak tertarik dengan persatuan luas, namun kemudian, ketika kami sudah berjumlah ribuan, kami tertarik untuk persatuan luas? Jawaban sederhana: ketika kami hanya 120 orang, persatuan berarti mayoritas di tangan elemen konservatif dan reaksioner atau perwakilan kepentingan yang tidak revolusioner, sekalipun menentang Batista. Namun, menjelang akhir perjuangan, ketika semua organisasi yakin bahwa gerakan akan mencapai kemenangan dan tirani akan dikalahkan, mereka akan tertarik untuk persatuan. Dan kami menjadi kekuatan menentukan di dalamnya.”

0 komentar:

Posting Komentar